BAB
I
PENDAHULUAN
Agama
islam menjelaskan secara tegas, bahwa larangan meminta-minta ini sangat tegas
diberikan oleh Rasul. Disamping dengan menyuruh dan menjelaskan lebih baik
bekerja beliau juga menjelaskan keburukan meminta minta, dan di berikan sangsi
ancaman. Dalam riwayat lain orang orang yang meminta minta diberikan ancaman
pada hari akhirat nanti ia akan dibangkitkan pada raut wajah yang hitam.
Semua
itu menujukan bahwa meminta minta itu merupakan suatu pekerjaan yang tidak baik
untuk dilakukan oleh setiap muslim. Oleh karena itu mari kita bangun cara
supaya kita menjadi muslim yang baik, yaitu sesuai yang dijelaskan oleh baginda
Nabi Muhammad SAW. Semoga syaf’atnya diberikan kepada kita.
HADIS
4. Mencari dan menjual kayu bakar lebih baik daripada
meminta-minta.
Hadits Abu
Hurairah tentang menjual kayu bakar lebih baik dari pada meminta-minta.
TULIS ARAB
حدثنا يحي بن بكير حدثنا الليث عن عقيل
عن ابن شهابٍ عن أبي عبيد مولى عبد الرحمن بن عوف أنه سمع ابا هريرة رضي الله عنه
يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لان يحتطب احدكم حزمة على ظهره خير له من
ان يسال احد فيعطيه اويمنعه {اخرجه البخارى في كتاب المساقة}
ARTI HADIS
Bercerita kepada kita Yahya bin Bakir bercerita kepada kita Laits dari
Uqail dari Ibnu Syihab dari Abi Ubaid Maula Abdurrahman bin Auf sesungguhnya
telah mendengar dari Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah bersabda
“Mencari kayu bakar seberkas lalu dipikul di atas punggungnya terus dijual itu
lebih baik bagi seseorang dari pada mengemis kepada orang lain yang kadang-kadang
diberinya atau tidak”[1].
PENJELASAN
HADIS
Makna hadits tersebut adalah bahwasanya Rasulullah SAW menganjurkan untuk
kerja dan berusaha serta makan dari hasil keringatnya sendiri, bekerja dan
berusaha dalam Islam adalah wajib, maka setiap muslim dituntut bekerja dan
berusaha dalam memakmurkan hidup ini. Selain itu jika mengandung anjuran untuk
memelihara kehormatan diri dan menghindarkan diri dari perbuatan meminta-minta
karena Islam sebagai agama yang mulia telah memerintahkan untuk tidak melakukan
pekerjaan yang hina.
Dalam menari rizki harus mengenal ketekunan dan keuletan. Rasulullah
memerintah mereka bekerja dengan kemampuan kerja dan memberinya dorongan agar
tidak merasa lemah dan mengharapkan belas kasihan orang lain. Dalam al-Qur’an
menyatakan bahwa pertolongan Allah hanya datang kepada mereka yang berusaha
dengan komitmen dan kesungguhan. Dalam surat al-Isra’ ayat 84 menyatakan bahwa
seseorang harus bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan:
قُلْ كُلٌّ
يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلاً ﴿٨٤﴾
Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalannya”. (al-Isra’ : 84)
Hadits Miqdam bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya sendiri
حدثناإبراهيم ابن موسى أخبرنا عيسى بن يو
نس عن ثورٍ عن خالدبن معدان عن المقدام رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال ما اكل احد طعاما قط خيرا من ان ياءكل من عمل يده وان نبي الله داوودعليه
السلام كان ياء كل من عمل يده {اخرجه البخارى في كتاب المساقة}
Artinya :
Telah bercerita Ibrahim bin Musa dikabarkan pada kita Isa bin Yunus dari
Tsaurin dari Khalid bin Ma’dan Diriwayatkan dari al-Miqdam ra : Nabi Saw pernah
bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan
yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud as, makan
dari hasil keringatnya sendiri”[2].
Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa rizki yang paling baik adalah rizki
yang di dapat dari jalan yang dihalalkan Allah SWT, serta dari usaha diri
sendiri.
Dengan mengambil contoh, bahwasanya Nabi Daud as adalah seorang Nabi, akan
tetapi beliau makan dari hasil tangannya sendiri. Dengan cara membuat pakaian
(rompi/baju perang) dari besi dan diperjual belikan kepada kaumnya.
Hadits Abu Hurairah r.a tentang Nabi Zakariya seorang tukang kayu
حدثناهدّاب بن خالدٍ. حدثنا حمادبن سلمة
عن ثابت، عن أبي رافعٍ، عن ابى هريرة رضي الله عنه يقول قال رسول الله صلىالله
عليه وسلم قال كان زكرياء نجّارا {اخرجه مسلم في كتاب الفضائل}
Artinya :
Telah bercerita pada kita Haddab bin Kholid telah bercerita pada kita
Khammad bin Salamah dari Tsabit dari Abi Raafi’ dari Abu Hurairah ra.
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Bahwa Nabi Zakariya as, adalah seorang
tukang kayu”
Dalam hadits di atas memberi ketegasan bahwa pekerjaan apapun tidak dipandang
rendah oleh Islam, hanya perlu ditekankan bahwa dalam berusaha harus
memperhatikan prosesnya yang terkait dengan halal dan haram.
Firman Allah
SWT :
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿١٦٨﴾
Artinya :
“Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;” (QS. Al-Baqarah : 168)
Nabi adalah contoh dan suritauladan bagi umatnya seperti yang tertera pada
hadits ini bahwa Nabi pun mengajarkan kita bahwa bekerja apapun asalkan halal,
maka kita boleh melakukannya.
Nabi Muhammad sendiri pun pernah menggembala kambing milik penduduk Makkah
sebelum menjadi Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa prosesi Nabi dan Rasul itu
tidak merintangi tugasnya sebagai pembawa risalah kebenaran dari Allah SWT.
Hadits Penguat
عن رفاعة بن رافع
رضى الله عنه أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم سُئل: أيّ الكسْب أطيب؟ قال عمل
الرّجل بيده وكلّ بيع مبْرر (رواه البزار وصححه الحاكم)
عن عبد الله بن
عمر رضى الله عنه قال قال النّبي صلّى الله عليه وسلّم ما يزال الرّجل يسأل النّاس
حتّى يأتى يوم القيامة ليس فى وجهه مزعة لحم (رواه البخاري و مسلم)
Hadis ini juga memotivasi manusia agar mencari nafkah memenuhi kebutuhan
hidup haruslah berusaha dengan bekerja dalam lapangan kehidupan yang ia mampu
kerjakan, baik itu berupa bertani, berdagang, bertukang, menjadi pelayan dan
sebagainya. Jangan sekali-kali mencari nafkah dari hasil meminta-minta sebagai
pengemis jalanan. Jadi hadi ini sangat erat hubungannya dengan hadis pokok
bahasan pertama yang menyatakan bahwa usaha terbaik dalam memenuhi kebutuhan
hidup adalah usaha yang dilakukan dengan tangan sendiri.
Demikiankah juga hadis ini memberi isyarat bahwa agama Islam menyuruh
umatnya bekerja untuk mendapatkan rezeki. Islam sangat menilai jelek dan rendah
martabat perilaku menjadi pengemis, untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja
mencari kayu bakar kemudian dijual adalah lebih baik daripada mengemis. Hal ini
dinyatakan Nabi dalam salah satu sabdanya, hadis dari Abu Hurairah r.a bahwa
Rasulullah bersabda :
لِاَنْ يَطُبَ
اَحَدُكُمْ جَزْمَةً عَلىَ ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ اَحَدٌ فَيُعْطِهِ
اَوْ يَمْنَعُهُ ( اَخْرَجَهُ اْلبُخَاِرىْ مِنْ كِتَابِ اْلبُيُوْعِ(
“sesungguhnya
bahwa seseorang di antara kamu yang bekerja mencari kayu bakar, diikatkan di
punggungnya kayu itu (guna memikulnya) adalah lebih baik daripada dia
meminta-minta yang kemungkinan diberi atau tidak diberi.” (Hadis ini
dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab al-Buyu’[3]).
FIQH
HADIS (inti sari)
. حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ
إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حَكِيمِ
بْنِ حِزَامٍ - رضى الله عنه - عَنِ
النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ
السُّفْلَى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى
، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ »
صحيح البخارى - (ج 5 / ص 394)
( اليد العليا ) التي تعطي وتنفق . ( واليد السفلى ) التي تأخذ . (
يستعفف ) يطلب العفة وهي الكف عن الحرام وعن سؤال الناس . ( يستغن ) يطلب الغنى من
الله تعالى لا من الناس ]
"Dari Hakim bin
Hizam ra, bahwa Rosul saw bersabda; "Tangan di atas itu lebih baik dari
tangan yang dibawah, maka dahulukanlah yang menjadi tanggung jawabmu (dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka), dan sebaik-baik shadaqah adalah jika tidak
berlebihan. Barang siapa yang bisa menjaga diri (dari barang hasil
meminta-minta) maka Allah swt akan menjadikannya orang yang terjaga. Dan barang
siapa yang merasa cukup, maka Allah swt akan mencukupinya" .
2. حَدَّثَنَا أَبُو
النُّعْمَانِ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ
عَنِ ابْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ - صلى الله عليه
وسلم - . وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى
الله عليه وسلم - قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ
وَالتَّعَفُّفَ وَالْمَسْأَلَةَ « الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ
السُّفْلَى ، فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِىَ الْمُنْفِقَةُ ، وَالسُّفْلَى هِىَ
السَّائِلَةُ » صحيح البخارى - (ج 5 / ص 396)
"Dari Abdillah bin Umar ra, bahwasannya ketika
itu nabi berada di atas mimbar (membaca khutbah) dan menyinggung masalah shadaqah
dan meminta-minta, lalu nabi bersabda; "Tangan di atas itu lebih baik dari
tangan yang dibawah. Tangan yang diatas adalah orang yang memberi sedangkan
tangan yang di bawah adalah yang meminta-minta".
3. حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ
حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِى عُبَيْدٍ
مَوْلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ - رضى
الله عنه - يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « لأَنْ
يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا
، فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ » صحيح البخارى - (ج 7 / ص 466)
"Abu Hurairah ra berkata, Rosul saw bersabda;
"Seseorang yang pergi (ke hutan) mencari kayu bakar, lalu ia pulang dengan
memikul seikat kayu bakar tersebut diatas pundaknya, adalah lebih baik daripada
ia meminta-minta, baik diberi atau tidak".
4. وعن أَبي عبد الله الزبير
بن العَوَّام - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم -
: (( لأَنْ يَأخُذَ أحَدُكُمْ أحبُلَهُ ثُمَّ يَأتِيَ الجَبَلَ ، فَيَأْتِيَ
بحُزمَةٍ مِنْ حَطَب عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا ، فَيكُفّ اللهُ بِهَا وَجْهَهُ
، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَسْألَ النَّاسَ ، أعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ )) رياض
الصالحين - (ج 1 / ص 329)
"Dari Abi Abdillah al-Zubair bin `Awam ra, Rosul
saw bersabda; " Seseorang yang membawa tali dan pergi ke gunung (untuk
mencari kayu), kemudian ia pulang dengan memikul seikat kayu bakar diatas
pundaknya dan menjualnya, lalu Allah swt menjaga kehormatannya, adalah lebih
baik daripada meminta-minta kepada manusia, baik diberi atau tidak".
KESIMPULAN
Orang yang memberi itu lebih baik daripada orang yang
meminta. Sedekah yang baik adalah sedekah dari kekayaan yang
lebih.Meminta-minta adalah cara memberdayakan anggota-anggota tubuh yang tidak
sesuai dengan fungsinya. Anjuran untuk berusaha mencari rizki meski dengan cara
yang paling hina sekalipun, dan menanamkan rasa risih pada diri kita untuk
mengemis, memberikan kiat untuk menjaga kemuliaan dan mencegah kita dari
kenistaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Imam Bukhari, Sahih Bukhori juz 3,
Daarul kutub Al-ilmiyah, beriut libanon, 1992.