1. Sistem Ekonomi Pasar (Kapitalisme)
Di dalam sistem ini setiap orang diberi kebebasan untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian, baik dalam hal kegiatan menjual dan
membeli barang yang mereka inginkan serta kebebasan dalam memiliki
faktor-faktor produksi. Semua orang bebas bersaing untuk memperoleh laba
yang sebesar-besarnya, sebagai akibatnya barang yang diproduksi dan
harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan
pasar.
2. Sistem Ekonomi Terencana (Sosialisme)
Di
dalam sistem ekonomi sosialis pemerintah diharuskan memiliki dan
menggunakan seluruh faktor produksi, namun kepemilikkan pemerintah atas
faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara. Ketika perekonomian
masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas
faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem
ini timbul sebagai akibat dari kegagalan sistem ekonomi pasar yang
terlalu ketat, demikian juga halnya dengan sistem ekonomi terencana,
tidak mampu menghilangkan kelas-kelas dalam masyarakat sehingga
muncullah sistem ekonomi campuran. Dalam sistem ekonomi campuran,
persoalan perekonomian yang timbul sebagian dipecahkan melalui mekanisme
pasar dan sebagian lagi dipecahkan melalui perencanaan pemerintah
pusat.
Sistem
perekonomian Indonesia mengarah kepada suatu bentuk baru yang disebut
sistem ekonomi Pancasila sesuai dengan falsafah dan pandangan hidupnya
Pancasila, ciri-cirinya sebagai berikut :
· Pemilihan barang konsumsi bekas terkendali
· Pemilihan faktor produksi negara, swasta, dan koperasi
· Mekanisme pembentukan harga barang pasar terkendali
· Pengambilan keputusan desentralisasi, musyawarah untuk mufakat
· Insentif material dan moral
Seperti
yang dilansir surat kabar harian Kompas, saat ini, ada beberapa sector
perekonomian Indonesia yang mengalami pertumbuhan minus di tahun 2009.
Tiga cabang tersebut, yakni semen dan bahan galian non logam sebesar -1,0 persen; tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar -2,2 persen, serta barang kayu dan hasil olahan -0,2 persen. Serta ada enam sector industry yang mengalami pertumbuhan disebabkan oleh daya tahan industry dalam mempertahankan pangsa pasar, khususnya di sector domestic. Enam subsector tersebut yakni barang dan kertas cetakan; pupuk; kimia; dan barang karet ;logam dasar; besi dan baja.
Tiga cabang tersebut, yakni semen dan bahan galian non logam sebesar -1,0 persen; tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar -2,2 persen, serta barang kayu dan hasil olahan -0,2 persen. Serta ada enam sector industry yang mengalami pertumbuhan disebabkan oleh daya tahan industry dalam mempertahankan pangsa pasar, khususnya di sector domestic. Enam subsector tersebut yakni barang dan kertas cetakan; pupuk; kimia; dan barang karet ;logam dasar; besi dan baja.
Mengenai
sistem perekonomian Indonesia saat ini, melihat kenyataan seperti
banyaknya pengangguran, kaum pemodal semakin berkuasa, yang miskin
semakin miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam,
kesenjangan social, dan seterusnya. Bila ditelisik, ternyata sistem
perekonomi Indonesia hamper mirip dengan sistem perekonomian kapitalis.
Di Indonesia dapat dihitung dengan jari, para konglomerat yang menguasai
perekonomian. Hanya segelintir orang yang menguasai perekonomin di
Indonesia. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuansi kita menganut ekonomi
kapitalis, walaupun pemerintah tidak secara gamblang menyatakannya.
Namun pada prakteknya, sistem ekonomi liberal atau kapitalis inilah yang
sebenarnya dijalankan di Indonesia. Maka berangkat dari kenyataan itu,
sudah saatnya ekonom-ekonom kita mencoba merajut ulang sistem ekonomi
yang akan dijalankan di Indonesia ke depan, agar rakyat Indonesia
ditempatkan sebagai rakyat yang berhak merasakan kesejahteraan dengan
nyata. Saatnya kita untuk menganut sistem ekonomi mandiri yang
berkeadilan sesuai dengan situasi dan kondisi Indonesia, tidak
menerapkan secara mentah-mentah dan membabi buta sistem ekonomi yang
berasal dari negara asing yang jelas-jelas telah menyengsarakan rakyat
Indonesia.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF SISTEM EKONOMI KAPITALIS
Dampak positif :
1) Mendorong aktifitas ekonomi secara signifikan.
2) Persaingan bebas akan mewujudkan produksi dan harga ke tingkat wajar dan rasional.
3) Mendorong motivasi pelaku ekonomi mencapai prestasi terbaik.
Dampak positif :
1) Mendorong aktifitas ekonomi secara signifikan.
2) Persaingan bebas akan mewujudkan produksi dan harga ke tingkat wajar dan rasional.
3) Mendorong motivasi pelaku ekonomi mencapai prestasi terbaik.
Dampak negatif :
1) Penumpukan harta.
2) Individualisme.
3) Distorsi pada nilai-nilai moral.
4) Pertentangan antar kelas.
1) Penumpukan harta.
2) Individualisme.
3) Distorsi pada nilai-nilai moral.
4) Pertentangan antar kelas.
Reverensi: